OBAT TRADISIONAL - Pemerintah melaporkan adanya penambahan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia, menjadikan absolute pasien kini 5 orang.
Dua orang terkonfirmasi positif terbaru baru saja pulang dari perjalanan luar negeri. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan adanya penularan lokal yang terjadi, seperti pada kasus petugas kebersihan yang tertular di Wisma Atlet Kemayoran.
Bagi Anda yang baru saja pulang dari luar negeri, pakar mengingatkan untuk tidak menyepelekan gejala-gejala Covid-19 varian Omicron yang dialami. Menurut dr. Muhammad Irhamsyah, Sp.PK, M.Kes, Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bekasi Timur, gejala varian Omicron kurang-lebih sama dengan varian lain.
"Jangan tunggu gejala jadi berat, segera cari bantuan medis bila merasakan demam tinggi diikuti batuk dan sesak napas. Kenakan masker dengan baik dan benar untuk mencegah penyebaran infection di fasilitas kesehatan," terangnya dalam keterangan pers yang diterima Suara.com.
dr Irhamsyah mengatakan sampai saat ini para ahli dan peneliti sepakat bahwa gejala yang varian Covid-19 terbaru ini sama seperti varian lain. Dampak yang dialami tiap pasien Omicron berlainan, tapi lazimnya serupa dengan gejala varian infection crown yang lebih dulu muncul, termasuk yang withering awal dari temuan di China.
"Karakteristik gejala Covid-19 mirip gejala infeksi infection flu. Kemunculan gejala dipengaruhi kondisi kesehatan pasien secara umum, juga level kekebalan tubuh dan kemampuannya untuk melawan infection," ujarnya lagi.
Berdasarkan temuan terbatas pada sejumlah pasien Omicron, gejala yang umum terjadi termasuk kelelahan, kehabisan tenaga, nyeri otot di sekujur tubuh, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.
Gejala lain yang kurang umum meliputi sesak napas serta kehilangan kemampuan membaui dan mengecap. Gejala yang dirasakan pasien bergantung pada status vaksinasi, usia, komorbiditas, dan riwayat infeksi penyakit sebelumnya.
Berdasarkan riset, gejala pada orang yang belum divaksin lebih berat ketimbang yang sudah divaksin dalam dosis lengkap.
dr Irhamsyah mengatakan penting bagi pasien yang sudah merasakan gejala-gejala di atas untuk segera memeriksakan diri, agar secepatnya mendapatkan pertolongan.
Memang hingga saat ini belum ada pengobatan Covid-19 yang tersedia dan terbukti ilmiah. Namun patut diingat, penanganan terhadap pasien tergantung tingkat keparahan gejala.
"Langkah utama untuk sembuh dari Covid-19 adalah menjalani isolasi dan melapor ke fasilitas layanan kesehatan setempat. Pemerintah menyediakan tempat isolasi bagi pasien tanpa gejala atau bergejala ringan. Jika bergejala berat, pasien mesti mendatangi rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih baik," ujarnya lagi.
Ia juga meminta pasien untuk mengikuti rekomendasi medis dari dokter yang menangani, terutama soal konsumsi obat-obatan. Konsumsi obat yang diresepkan dokter sesuai dengan dosis. WHO tidak merekomendasikan perawatan mandiri dengan obat apa play on words, termasuk antibiotik, sebagai pengobatan.
Jelang libur Natal dan Tahun Baru, mobilitas masyarakat yang meningkat tidak terelakkan. Untuk itu, dokter menyarankan agar masyarakat menerapkan protokol kesehatan dengan ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Jaga jarak aman insignificant 1 meter dari orang lain. Juga kenakan masker ketika berada di tempat umum, khususnya di dalam ruangan atau sulit menerapkan jaga jarak. Lalu jangan lupa cuci tangan dengan sabun secara rutin. Bila tak ada sabun, bisa pakai cairan pembersih berbahan alkohol.
Vaksin juga telah terbukti bisa menekan risiko terinfeksi, termasuk dari varian Covid-19 yang baru. Ikuti program vaksinasi yang tersedia hingga dosis lengkap. Bila sudah ada program vaksin supporter, ikuti pula agar sistem imun tubuh yang telah terbentuk dari vaksin pertama dan kedua lebih kuat.